Penulis :
Ahmad Fuadi
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit :
Mei 2013
Tebal Buku :
xii + 408 hlm
ISBN :
978 – 979 – 22 – 9473 – 6
Man
saara ala darbi washala, siapa yang berjalan di jalannya akan
sampai di tujuan. Inilah mantra ketiga dari buku terakhir trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang mengantarkan si tokoh
utama, Alif, kembali pulang ke
Indonesia setelah bermukim di Amerika untuk melanjutkan kuliah S2-nya.
Alif yang
sudah yakin dirinya akan diperebutkan oleh banyak perusahaan besar untuk posisi
pekerjaan yang baik dan dengan gaji yang besar, terpaksa mengubur angan-angan
kosongnya itu karena pada waktu itu, Indonesia mengalami krisis moneter yang
menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar. Jangankan perekrutan karyawan,
informasi di media apa pun banyak menyebutkan kasus PHK masal.

Perjalanan cinta dua insan ini tidaklah mulus seperti jalan
tol. Ada banyak bumbu yang memberi rasa pada mereka. Persinggungan dimulai
ketika Alif akhirnya mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika. Keberhasilannya ini
disebutkan bukan semata-mata usahanya. Dinara
pun dianggap punya andil dalam mewujudkan impiannya itu.
Perjuangan Alif
menyunting Dinara penuh liku.
Keputusan mereka menikah sempat diuji dengan kabar beasiswa Dinara. Selain itu, Alif juga harus meluluhkan hati sang ayah Dinara yang terkesan tegas. Namun usaha mereka berdua berbuah manis
dengan ujung pernikahan.
Pertengkaran dalam rumah tangga
muda biasa terjadi. Begitu juga dengan kehidupan antara Alif dan Dinara. Waktu
itu Alif yang lelah seharian bekerja
merasa perlu mengistirahatkan badan. Dan Dinara
pun yang seharian sendirian di rumah merasa perlu untuk bercerita tentang
apa-apa yang ia lakukan. Namun kalimat yang salah yang diucapkan Alif, membuat Dinara kesal. Alif pun meninggalkan Dinara di rumah demi tidak menyakitinya
dengan pertengkaran yang lebih hebat lagi. Dan saat kepala Alif sudah kembali dingin, ia kembali pulang dan mendapati Dinara yang tersedu-sedu. Alif
merasa bersalah lalu keduanya saling meminta maaf.
Selama di Amerika, Alif
juga bertemu dengan sosok Mas Garuda. Ia jadi sosok kakak yang selalu
siap membantunya. Dan saat peristiwa hancurnya gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001, Mas Garuda menghilang. Sampai Alif kembali ke Indonesia, tidak ada
kabar dimana, masih hidup atau tidak, sosok Mas
Garuda ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya satu resensi buku yang sudah gue targetkan kelar juga. Huh, ternyata perlu konsisten juga dalam merangkai kalimat untuk meresensi dengan membuka ingatan-ingatan dan kesan saat membaca bukunya. Secara, gue udah lama kelar baca bukunya.
Buku ini tidak kalah seru dengan dua buku sebelumnya, Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Dan tetap sarat inspirasi. Terutama bagian bagaimana proses Alif membangun kehidupan barunya dengan sosok Dinara.
Buku ini tidak kalah seru dengan dua buku sebelumnya, Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Dan tetap sarat inspirasi. Terutama bagian bagaimana proses Alif membangun kehidupan barunya dengan sosok Dinara.
Selama membaca buku ini ada beberapa kalimat dalam buku yang
gue stabilo untuk dibaca berulang-ulang. Bisa jadi mantra.
Kalimat itu adalah sebagai berikut:
Berusahalah
untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidup kalian setiap tiga sampai
lima tahun. Konsistenlah selama itu, maka insya Allah akan ada terobosan
prestasi yang tercapai. (hal. 29)
![]() |
Buku kedua, Ranah 3 Warna - A. Fuadi |
“Carilah
pekerjaan yang kamu cintai dan kamu tidak akan pernah lagi bekerja satu haripun
sepanjang hayat.” (hal. 111)
“Jangan
gampang terbuai keamanan dan kemapanan. Hidup itu kadang perlu beradu,
bergejolak, bergesekan. Dari gesekan dan kesulitanlah, sebuah pribadi akan
terbentuk matang... (hal. 12)
Dan masih banyak kalimat-kalimat lainnya yang begitu indah
dan perlu dibaca berulang-ulang.
Pokoknya, buku trilogi ini; menginspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar