Restart
Nina
Ardianti
Gagas
Media
2013
x + 446
hlm
979-780-631-6
Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa
cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja
waktu yang jadi obatnya.
Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima
kenyataan bahwa kini tak ada lagi ‘kita’. Sekarang hanya aku, minus dirinya. Dia
pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. Aku bisa
hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum menganl dia saja aku bisa
bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?
Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti…
dan dengan yang lebih baik dari dirinya.
Sudah lama gue penasaran
dengan ceritanya. Dan saat memeriksa stock novelnya di Gramedia Grage Mall, pernah kosong sehingga tertunda untuk
membacanya. Lalu saat kesekian kalinya berkunjung ke toko buku favorit gue itu,
novel ini sudah ada stock dan gue langsung membelinya. Sayang banget, saat
membaca novel ini gue sempat berhenti beberapa kali karena bagi gue ceritanya
dibikin bertele-tele. Okelah, mungkin maksudnya ingin menjabarkan situasi
cerita dengan sangat detail tapi bagi gue cara ini malah membunuh minat baca.
Kalau bukan komitmen baca buku, mungkin sudah gue lepas novel ini.
Secara jalan cerita
sebenarnya sederhana. Syiana dikhianati pacarnya lalu ketemu pria baru dan
perjuangan dimulai. Huft, maaf, maksud perjuangan di sini bukan yang
berkeringat dan berdarah-darah. Bahkan kosa katanya mungkin kurang pas sebab
gue tidak menangkap konflik yang pelik yang membuat gue mengelus dada dan
bergumam, kok bisa ya!
Alurnya dibuat bercabang
meski cabangnya itu tidak mengaburkan alur utama. Hanya ada beberapa informasi
cerita yang sebenarnya bisa dibuat dengan paragraph narasi. Tapi di Restart ini
semua dibuat adegannya. Sehingga seperti yang gue bilang, sangat bertele-tele
dan membosankan.
Yang menguntungkan bagi
gue dari membaca novel ini adalah gue bisa kenal dunia kerja di kota
metropolitan. Sangat berbeda banget dengan situasi kantor gue sekarang. Terus
gue juga menangkap motivasi kemapanan dari karakter Fedrian. Hidup mewah itu
mungkin bukan segalanya, sebab yang segalanya itu adalah kebahagiaan.
Masih inget enggak ReadingTrip
novel Restart yang sempat gue posting juga? Tentang Aulia. Gue kira Aulia akan menjadi semacam kejutan di cerita ini
tapi sampai gue selesai baca, Aulia memang murni hanya tokoh figuran saja. Ada
kecewa sih sedikit. Karena di awal-awal, gue menangkap gelagat Aulia itu suka
sama Syiana. Tapi kok enggak ada progress sama sekali. Malah ceritanya bergulir
manis soal Syiana dan Fedrian saja.
Biasa saja, begitulah
kesan yang gue tangkap usai tamat membacanya. Enggak ada perasaan haru atau apalah. Membacanya
benar-benar membutuhkan kesabaran. Tapi tetap saja novel ini masih layak
dikoleksi kok.
0 komentar:
Posting Komentar